Translate

Jumat, 07 November 2014

Cara membangun gardu atau pos jaga

Gunakan tunggul bekas potongan kayu sebagi penopang kayu lantai, dengan begitu tak terjadi kontak langsung antara lantai dengan tanah, salah satunya menghindari serbuan rayap dan semut tanah yang kerap merusak kayu.
Bila dirasa perlu, ikat balok pada pohon yang dijadikan sandaran gardu. Ikatan ini bersifat sementara untuk menjaga bentuk susunan rangka gardu.

Jika diperlukan untuk kekuatan tiang, beri coakan pada tunggul di mana tiang akan dipasangkan, untuk memperpendek jarak paku. Untuk gardu ini, dipakai paku ukuran 12 cm.
Sisakan tempat buat pertemuan kayu lantai pada tiap sisi tunggul
Setelah didapat ukuran panjang, lebar dan tinggi, kayu mulai dipotong untuk rangka lantai.
Setelah rangkai lantai selesai, pasang bambu untuk tahanan lantai. Kenapa harus bambu? karena  bambu lebih lentur, kuat dan tahan lama ketimbang kayu. Tujuan utama adalah agar lantai tersetruktur dengan lebih rata.
 
Setelah rangka lantai selesai, lanjutkan dengan memasang rangka atap. Jika penopang lantai dari bambu bulat,  penopang atap justru diambil dari bambu bilah.
Struktur gardu sudah hampir selesai, tinggal diberi 'baju.'
Gunakan ranting-ranting untuk menempel terpal atau kain sebagai dinding gardu. Tujuannya, agar jika suatu saat harus dilepas, tidak merusak atau menyobek terpal karena paku tidak ditancapkan secara langsung, melainkan dengan menjadikan ranting sebagai bantalan.
Atap dan lantai sudah ditutup seperlunya.

Beginilah hasilnya!

Pengguna perdana adalah anak-anak, karena gardu seperti ini juga cocok untuk outdoor playground di siang hari, disamping tempat ngobrol dan ngopi orang dewasa selepas Isya.
 Godam Creative Workshop
0821-55315751


Tidak ada komentar:

Posting Komentar