Translate

Kamis, 10 Maret 2016

Dari Ninja hingga ke Malin Kondang back to kampong with sarong



Enam orang bercadar naik ke atas panggung meliuk-liuk bak Ninja sedang beraksi diikuti lima Ninja lainnya di belakang. Uniknya, dari ke-11 Ninja yang muncul itu ada yang pakai rok panjang dan ada yang mengenakan celana jeans. Tak ada samurai dan tanpa katana. Mereka justru bernyanyi dan berjoget mengikuti irama orgen tunggal.

PADANG PANJANG (Persbiro): Itulah sekelumit pemandangan di atas panggung saat malam keakraban Reuni SMP Negeri 2 Padang tahun angkatan lulus 1986 digelar di Minang Fantasi (Mifan), Padang Panjang dari 5-6 Maret 2016.

Sebanyak 110 orang alumni yang mewakili setiap kelas dari total asumsi 40 siswa x 8 kelas = 320 orang hadir dalam acara itu. Sisanya, ada yang berhalangan tetap alias sudah wafat dan ada yang berhalangan urgensial serta ada yang tak tahu rimbanya.

Dari jumlah itu, hampir separuhnya datang dari luar kota Padang atau rantau seperti Jabodetabek, Jambi, Medan, Palembang dan Riau sementara sisanya merupakan warga tetap Kota Bengkuang yang berjuluk The Beloved City itu.

Dalam acara yang diadakan pada malam itu, tiap peserta dibagi ke dalam enam kelompok dan masing-masing kelompok diminta oleh panitia untuk membawakan acara yang berkaitan dengan penggunaan kain sarung karena tema reuni dari generasi yang berjuluk Sempeduo’86 itu adalah “back to kampong with sarong.”

Tak dipungkiri empat kelompok masuk kategori malas dan hanya mengandalkan musik  organ tunggal, namun tetap tak kalah heboh karena yang dibawakan adalah Poco-poco dan Tanjung Katung.

Ada juga yang menyajikan drama semi komedi berjudul Malin Kondang, yaitu Malin Kundang versi modern yang lupa bawa dongkrak ketika pulang dari rantau.  Peran Malin Kondang itu dimainkan oleh Satya Hidayat, Kepala PNM (Permodalan Nasional Madani), satu BUMN cabang Lahat, Sumsel.

Pria yang akrab dipanggil Q-Deich itu membawakan perannya dengan lucu sehingga penonton dibuat terpingkal-pingkal. Apalagi, alur cerita dibuat bebas, tak mesti persis dengan versi aslinya, Malin Kundang. Meski begitu, grup itu tampil paling lama dan kompak.

Dan uniknya, semua grup peserta wajib tampil dengan mengenakan sarung sebagai wardrobe utamanya, sebagai bukti kecintaan alumni kepada budaya asli Nusantara yang tak bisa dilepaskan dari peran dan fungsi kain sarung.

Pertemuan reuni dimulai dari registrasi kedatangan pada hari Sabtu 5 Maret di gerbang SMP Negeri 2 Padang, dilanjutkan dengan penyerahan bantuan berupa karpet shalat dari alumni untuk mushola sekolah dan foto bersama dengan para guru di halaman sekolah.

Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersejarah yang mengambil momentum di Jembatan Siti Nurbaya, Muara, Padang yang kemudian dilanjutkan dengan foto-foto bersama di tepi laut atau Taplau, ciri khas Kota Padang.

Setelah makan siang di sebuah restoran dekat Khatib Sulaiman, rombongan yang dibagi dalam dua bis itu, melanjutkan perjalanan ke Padang Panjang setelah sempat mampir di sebuah pom bensin di daerah Lubuk Buaya untuk menunaikan shalat Zhuhur.

Dr A.Z Agusfar, ahli kandungan dan persalinan yang menjadi kepala rombongan di bis pertama, tak henti-hentinya membuat banyolan yang mengocok perut, yang membuat perjalanan tak terasa jauh.

Pria berkumis dan berjenggot yang akrab dipanggil dengan “Dr. Ahmad” dan kini bertugas di RSIA Bunda Aliyah, Pondok Bambu, Jakarta Timur itu di kalangan sesama alumni dikenal sebagai figur yang luwes dan menyenangkan sejak masa sekolah.

Di Mifan, kelompok pria menghuni Rumah Kajang Padati sementara kelompok putri beristirahat di rumah gadang Rantau Pasisia tak jauh dari aula tempat acara digelar yang diawali dengan santap malam bermenu Kapau, Bukittinggi.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pelaksana Reuni Sempeduo’86 H. Rahmi Rammon persiapan reuni dilakukan jauh-jauh hari sejak enam bulan terakhir dengan pola ‘hunting’ hingga ke daerah-daerah serta lewat pesan berantai dari mulut ke mulut.

“Kalau hanya mengandalkan kawan-kawan di Padang semata, tentu hasilnya tidak akan maksimal karena jumlah terbesar alumni justru tersebar di beberapa wilayah di luar kota Padang, termasuk Jabodetabek,” kata bos grup Gerfa yang akrab dipanggil dengan sebutan Jimon itu.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Alumni Sempeduo’86, Dian Surya Putra (akrab dipanggil DSP, red) bahwa pendataan awal dilakukan dengan mengumpulkan kawan-kawan alumni per masing-masing kelas sewaktu kelas satu.  Kelas 1H tercatat yang paling banyak terkumpul.

“Dari situ baru beredar informasi dari mulut ke mulut, hunting perorangan serta melibatkan paguyuban perantauan seperti IKM (Ikatan Keluarga Minang, red), organisasi sosial dan ormas-ormas,” kata DSP, pejabat aktif di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Kabupaten Bandung.

Begitu berharganya waktu yang tersisa, tak satupun dari para alumni yang melewatkan malamnya dengan tidur lelap. Mereka umumnya hanya tidur-tidur ayam, ngobrol sambil berbaring dan berbagi cerita sembari menunggu waktu Subuh.

Setelah 30 tahun tak bertemu, tentu banyak cerita yang mengalir dari mulut tiap alumni, kenangan pahit ataupun manis bukanlah masalah. Setiap kenangan adalah indah di mata masing-masing mereka.

Minggu 6 Maret menjelang siang, rombongkan kembali ke Padang. Dan setelah makan siang di satu RM di Ujung Gurun, para alumni kembali ke sekolah SMP Negeri 2 untuk berpisah lagi. (ac)

 
Tak kehabisan akal, kelompok ini menyulap sarung menjadi pakaian Ninja

Bakodak ria di Jembatan Siti Nurbaya

Foto bersama di Taplau

Kelompok Malin Kondang, paling lama & paling kompak
Paling kiri, Ketua Alumni Sempeduo'86, Dian Surya Putra

Kelompok campur sari, siapa saja yang suka selfie
paling tengah depan, Ketua Pelaksana Reuni, Rahmi Rammon
paling kiri, Zulnasri, paling kanan, Oktia Hendra

Berfoto sejenak sebelum meninggalkan Mifan

Inilah bis yang membawa rombongan sejuta kenangan itu

Lima anggota kelas 1H, kelas terbanyak yang hadir reuni
Dari kiri ke kanan, Cecep Danang Saputra, Ali Cestar, Meri Elmira, Pendri, Bambang Eko Laksono
Trio putra guru SMP Negeri 2 Padang
Dari kiri ke kanan, Andri Yunidal, Willy Suhairi, Ali Cestar
sumber: http://www.persbiro.com/index.php?action=fullnews&id=293
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar