Translate

Sabtu, 12 Maret 2016

Kisah nyata: batu keluar di rumah Kajang Padati



Treng treng treng. Satu butir pasir berukuran ujung korek api jatuh mengelinding ke lubang toilet. Ajaib, pipis yang tadinya keluar sebesar lidi, kini mengalir deras seperti pipa yang baru lepas sumbatan. Rasa nyeri yang menghantui selama dua minggu itu serta merta hilang.

Di rumah inilah batu itu keluar dan jatuh ke lubang WC setelah menyebabkan nyeri selama hampir dua pekan

PADANG PANJANG (Persbiro): Menjelang akhir Pebruari 2016, Alec mengalami hal aneh pada dirinya. Setiap kali buang air kecil selalu disertai rasa nyeri pada saluran urin.

“Ah ini mungkin karena duduk terlalu lama di atas motor,” pikir Alec.

Sejak awal tahun Ia memang sering bolak balik antara Hambalang – Harapan Indah di Bekasi untuk satu pekerjaan membantu seorang kawan.

Karena berpikir ke arah itu, Alec mencoba senam duduk dan yoga. Tapi nyeri setiap pipis itu tetap masih saja terasa.

Parahnya, pada saat yang sama, sebelah kaki kiri membengkak dan sulit diajak berjalan.

Kemungkinan besar, kadar asam urat di dalam pembuluh darah sudah terlalu tinggi.

Alec teringat selama dua pekan terakhir sering makan sate padang dan gulai cincang hampir tiap hari berturut-turut.

Daging termasuk jenis makanan yang bisa memicu asam urat, selain kacang-kacangan.

Asam urat atau uric acid bersama zat lain seperti kalsium bisa membentuk kristal di dalam ginjal.

Inilah yang kemudian dikenal dengan batu ginjal. Ciri utama batu ginjal adalah nyeri saat buang air kecil dan sakit pinggang.

Batu ginjal juga bisa terbentuk karena terjadi peningkatan kepekatan pada urine karena kurang minum air putih.

Teringat akan kemungkinan adanya batu ginjal, berikut langkah-langkah yang diambil Alec:

Pertama. Meminum minyak sayur satu sendok pagi dan satu sendok sore selama tiga hari berturut-turut untuk melapangkan jalan pada pembuluh darah.

Alec, pencinta gaya hidup off the grid (OTG) di pondok kediamannya di Hambalang

Kedua. Meminum air rebusan daun kumis kucing pada pagi hari dan rebusan daun sirsak di sore hari untuk membersihkan pembuluh darah dari asam urat sebelum sempat mengkristal, selama tiga hari berturut-turut.

Pada tanggal 4 Maret, Alec harus terbang ke Padang untuk acara reuni SMP. Bersama dia, ikut seorang teman sesame alumni, Mendes, seorang salesman obat-obatan.

Sembari menunggu boarding di bandara, Alec iseng bertanya, “Ndes, kalau pipis terasa nyeri apa ya obatnya?”

Mendes dengan sigap menjawab kemungkinan besar itu adalah gejala batu ginjal. Sejumlah nama obatpun ia resepkan, baik untuk penghancur batu sekaligus peredam rasa sakit (pain killer).

“Saya masin simpan obat asam urat di rumah, sejak diresepkan dokter sampai sekarang tak pernah saya makan. Biasanya nyeri asam urat hilang sendiri jika makanan yang jadi pantangannya dijaga,” tutur Alec.

Sebagai seorang naturalis, Alec berusaha semaksimal mungkin menghindari obat-obatan farmasi karena sifatnya yang kimiawi dan sintetis.

Nyeri saat buang air kecil jelas bukan perkara enteng, bahkan sanggup menghilangkan keceriaan dari muka seseorang.

Sampai-sampai ada teman alumni yang bertanya, “Lec kok belakangan ini jarang bicara, ada apa?”

Yang jelas, batu ginjal bisa menghilangkan kegembiraan si pengidapnya.

Karena jauh dari rumah, ramuan herbal berupa rebusan daun kumis kucing dan daun sirsak, tak bisa ia teruskan.

Sebagai gantinya, Alec minum air putih sebanyak dan sebisa mungkin.

Karena 30 tahun tidak bertemu teman-teman sejak tamat SMP, malam minggu dilewatkan dengan ngobrol-ngobrol sambil tidur-tiduran hingga pukul 03.00 WIB pagi bersama teman-teman alumni yang ditempatkan di rumah penginapan bernama Kajang Padati.

Mungkin karena sudah terbiasa, menjelang subuh, Alec terbangun dengan kandung kemih penuh. Banyak teman bergelimpangan tidur di lantai.

Segera ia bangkit dan menuju kamar mandi yang terletak di bagian bawah rumah penginapan milik Pemkot Padang Panjang itu.

Di rumah itu terdapat empat kamar mandi yang dilengkapi fasilitas air hangat.

Alec tak berniat untuk mandi, hanya sekadar buang air kecil, bersih-bersih dan sekalian hendak berwudhu.

Yang terjadi berikutnya sungguh di luar dugaan!

Treng treng treng. Satu butir pasir berukuran ujung korek api jatuh mengelinding ke lubang toilet. 

Ajaib, pipis yang tadinya keluar sebesar lidi, kini mengalir deras seperti pipa yang baru lepas sumbatan. Rasa nyeri yang menghantui selama dua minggu itu serta merta hilang.

Wajahnya yang sedari kemarin bermuram durja, kini  langsung berubah ceria.

Sebagai rasa syukur, Alec segera bergegas menuju mushola, di mana sudah menanti seorang ustadz yang juga teman alumni siap mengimami sholat subuh berjamaah di Minggu dini hari itu.

Ternyata, bahwa air rebusan daun kumis kucing itu bisa membuang batu ginjal, bukan isapan jempol belaka, apalagi kalau diselingi dengan air rebusan daun sirsak.

Dan yang lebih penting lagi adalah, minum air putih banyak-banyak! (ac)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar