HAMBALANG (Persbiro): Hari itu saya diminta ke Jalan Camar untuk mengambil titipan teman alumni SMP, sebuah hape android merek Samsung Galaxy Star GT-S5282 dengan harapan saya bisa memonitor celoteh mereka di grup chatting Whatsapp (WA) yang lagi naik daun hari ini.
Hape merek Samsung terkenal awet dan relatif tahan. Anak saya sudah menggunakan Samsung Galaxy selama tiga tahun, dan tak pernah rusak sampai sekarang.
Kalau dipikir-pikir, begitulah tipikal orangtua. Biar dirinya pakai hape jadul dan murah asal anak remajanya bisa menikmati smart phone yang ia sukai.
Sayangnya, ia dan teman-teman SMU nya lebih suka menggunakan BBM ketimbang WA untuk group chatting mereka. Sementara teman-teman alumni saya justru mulai meninggalkan BBM dan beralih ke WA.
Soal Samsung, selama ini kita mengenalnya sebagai produk buatan Korea. Tapi kalau dibaca dari manualnya, kelihatan bahwa hape smart phone itu diimpor oleh PT SEI yang berkantor di kawasan industri Cikarang, Bekasi. Dan, dibuat di Cina (lihat gambar). Artinya, Korea Selatan hanya pemegang merek & lisensi saja.
Samsung Galaxy Star saat dibongkar dari boksnya. |
Tulisan di atas ada di bagian bawah dari boks |
Minta tolong pada teman konter untuk mengaktifkan WA |
Bingo! Sekarang malah saya kagok memakai BBM dan lebih nyaman dengan WA. Persoalannya, apakah WA akan tetap gratis. Tidak seperti sebelumnya, 3 tahun lalu tatkala hape (Cina) saya diminta upgrade WA dan akun lantas hilang.
Tapi dari fakta yang berbicara, menurut situs statista.com, sepanjang September 2015 WA sudah digunakan oleh 900 juta pengguna dibanding 700 juta pada Januari 2015. Growth yang terbilang cepat, bukan?
Ali Cestar
Pemerhati aplikasi seluler, tinggal di Hambalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar